Sunday, April 5, 2020

Hard-Boiled Egg Relationship 🥚🥚🥚🥚🥚

Hi all.
Happy Sunday. 

Udah lama banget aku pengen nulis tentang topik ini, tapi kemarin-kemarin aku belum benar-benar menjalankannya.
Jadi ga baik rasanya kalau aku ngomongin/nyaranin sesuatu yg aku belum coba atau belum lakukan.

I call it "Hard Boiled Egg Relationship Analogy".

Dulu awal banget masuk FK, aku ga terlalu ngerti how to know if someone's really my friend, and not just an acquaintance.
Berlanjut sampai di tahap I was giving my time, effort, and stuff to someone because I consider her/him my friend.
But she/he didn't actually consider me as one. 

Berkali-kali aku bilang ke diriku untuk ga ngarapin apa-apa dari pertemanan dengan siapa pun.
Sampai akhirnya aku sadar, it wasn't me 'mengharapkan apa-apa', tapi hubungan itu emang bukan pertemanan, ga ada mutual-respect, mutual-need, mutual-bond di situ.

Dari situ aku sadar kalau banyak dari yang aku anggap teman, sebenarnya adalah kolega (mengutip bahasa Bang Pattih), atau kenalan.
Waktu pertama kali aku dengar itu dari Bang Pattih, aku agak gak setuju (dalam hati), karna aku pikir it was a bit rude.
Tapi pas aku udah mau selesai coass (kayak di siklus ke 10/11), aku baru teringat lagi kata itu, dan aku jadi ngerti maksudnya. 

So now that I have better 'relational priority', I can focus my energy, time, money, and effort to the ones who will also undoubtedly put their energy, time, money, and effort on me

This way, the most important people in my life get the best version of me, cuz' I ain't wasting any part of me on those who don't really play significant part in it.

Jadi, kalau dijadiin ke analogi telur rebus ni, kita tu punya :



1. CANGKANG
Yang mungkin kadang masih ada kotorannya nempel atau ditulisin spidol/cat warna-warni kayak telor Paskah.
Ini bagian yang semua orang yang kenal kamu lihat.
Siapa aja yang tau nama kamu, pernah kerja bareng kamu, pernah lihat kamu, pernah dengar berita/ pernah ngomongin kamu, follow IG kamu, atau Twitter, atau Facebook, atau apa pun.
Siapa aja yang tau kamu.

Mereka cuman lihat kamu yang dari luar.
If something 'bad' happens to you (dimana sangat mungkin terjadi, cuz' that's just the way life is) they will 'see' that.

Atau kalau kamu cukup pintar dan lihai mempermak 'cangkang' kamu, mau dicat, dipoles pake manik-manik, atau gincu, atau apa pun, ya itu juga yang orang lihat.

Karna cangkang cuman apa yang orang luar lihat.
Apa yang kolega lihat dan 'tau'.
Atau apa yang kamu dengan 'lihai' banget tampilkan.
 


2. PUTIH TELUR
Ini golongan orang yang (dalam analogi aku) aku izinkan masuk lebih dalam.
Orang-orang yang bukan sekedar berhubungan karna 'punya kerjaan yang sama', atau 
'ditugaskan bersama', atau 'udah kenal lama'.
Karna kadang, lamanya kita kenal seseorang, ga menjamin kita punya 'ikatan-pertemanan' dengan dia.

Ikantan di sini gampangnya dijelasin pakai kata 'saling'.
Pertemanan yang emang ada saling menghargai, saling membutuhkan, saling membantu, saling melindungi. 
I preferably call them temen deket.


3. KUNING TELUR
Menurut aku ini yang paling penting.
(Walaupun biasanya di telur asli, aku ga pernah ngabisin bagian ini, untuk membatasi asupan kolesterol harian) #GaPentingBanget 

Kuning telur di analogi ini adalah sahabat dan keluarga inti. 

Sahabat di sini adalah orang-orang yang emang udah tau kamu setaik-taiknya kamu. 
(Don't you dare bilang "Aku ga punya sifat taikaku selalu baik." 
 Berarti MUNAFIK lah sifat taik kau. #JustSaying) 
Ini pake logat Medan ya...
jadi jangan tersinggung, ga bermaksud kasar...cuman mau bikin sadar. ☺☺☺

Sahabat, orang yang kamu 'secara sadar' mempercayakan cerita yang ga pernah kamu ceritain ke siapa pun, perasaan terdalam (kecewa, amarah, terluka, dll) yang ga pernah sanggup kamu sampaikan ke siapa pun, mimpi-mimpi dan harapan terdalam kamu, you know those wild dreams of yours. 👀😜

Orang yang kalau Amsal bilangnya 'sahabat karib itu kelurga tak sedarah'.


Kenapa kamu butuh kuning telur atau sahabat? 
Karna kita,manusia, gampang banget berubahnya.  
Dikasih enak dikit, (lebih) terkenal dikit, kaya dikit, (lebih) pinter, (merasa lebih) ganteng/cantik dikit, kita (manusia) suka lupa asal. 
Atau kalau kita lagi ditimpa masalah,kita merasa ga berharga, ga punya harapan, merasa ga berguna, ga ada tujuan hidup lagi. 

Nah orang-orang yang kamu izinkan jadi kuning telur kamu ini, karna you've let them see who you really are deeeeeeeeep inside, terlepas dari situasi yang lagi kamu alami, mereka bisa tarik kamu lagi, ingetin kamu lagi ke your true self.

Jadi mereka yang bakal bisa bilang "Ga gitu caranya." "Kau salah di situ." atau "Jangan gitu!" "Lu kok berubah sih..." dan lain-lain lah ya.

Atau pas kamu lagi down banget, mereka yang bakal "Ayo...Kamu pasti bisa." "Gue tau lu mampu." dan lain-lain, banyak lagi lah ya modelnya..(Aku tau kau ngerti...ko kan pintar.)
Bahkan mereka ga cuman bakal say it with their words, tapi juga show it with their actions.

Ga masalah mau punya banyak temen baik. 
(Atasannya kolega dikit, ini selaput putih pembungkus sebelum kamu dapat putih telur, kalau kau ga tau berarti kau ga pernah ngupas telor rebus),
Ga masalah punya banyak temen dekat. 
Tapi aku pribadi ga yakin dengan punya banyak sahabat.
Either how you select them is a bit messy, atau emang sama-sama belum menunjukkan yang sebenar-benarnya aslinya aja. 





Udah segitu aja wee...aku mau tidur.


Be kind to everyone.
Share the truth with your close ones.
Show who you really are with 'the ones'.



P.S. Hari Minggu depan Easter, YAY!!
Bakal makan telor rebus 🥚🥚🥚🥚🥚
(call me traditional, but I like it like that)
And we'll have a feast.
🍝🍛🍕🍔🍷🎂
I honestly like Easter so much.


No comments:

Post a Comment