Thursday, April 23, 2020

S A N C T U A R Y 🏑🌟

Hallo semuanya.

Now that I'm self-quarantining at home (Medan), quarantining feels a lot lighter.
because : it's home.
Place where you are free to be all you, crazy you, sassy you.
The fact that I don't have any cash nor need to take any money from the ATM, is the real definition of  'financial security' ...aahahahah. πŸ˜‚πŸ’•πŸ™ 

And having Mamak, Bapak, Cia around is a pure blessing.
Even my quarrels with Cia, here and there, just feel like the social interaction I need to be able to function optimally. ❤✌πŸ˜‚

My sleeping schedule problem is no longer bothering me. 
Since I have a pretty stable timetable here, because Mamak-Bapak are still working, so all of us 'have to' wake up in the morning for 'getting ready'.

I get to do my physical activities. for around one or one-and-a-half hour.
Then I do self-cleaning, have breakfast, read books (at the moment I'm reading Kahlil Gibran : Spirituality), nap, make TikTok (by myself or with Cia), or cook something with Cia.

I know all of them sound super 'lame', but I guess they give me a sense of stability and routine in the midst of all the uncertainties. πŸ’•πŸ™

Anyway,
I wish everyone a safe self-quarantine.And since it's already Ramadhan,
I apologize for any wrong doing or word I did or said. And I wish all my friends who are celebrating, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.Happy Ramadhan, y'all. πŸ˜ŠπŸ™   






Tuesday, April 7, 2020

Sorta Kinda Missing Coass

Me     : "Jas, gue kangen koass."
Najas : "Ha?!"
Me     : "Maksudnya kayak gue kangen interaksi sosial gitu, gua kangen ke RS."
Najas : "Gua sih ga ada kangennya sama sekali. Mungkin nanti kalau 20 tahun lagi, iya. Kalau sekarang, antara tidur sama koass, ya gua lebih milih tidur gua lah. Ga ada kangen-kangen koassnya sama sekali. Apalagi kita belum UKMPPD."
Me     : "Hahahah..Iya sih."



I guess it's just the almost-a-month self-quarantined Glados speaking.
But yeah, I really do miss playing outside, hanging with my friends, being able to hug them.
It really is situation like this yang nyadarin seberapa banyak hal-hal kecil yang kita (me, cuz' I can speak for myself) suka lupa syukuri.

So, this brings me to put up real gratitude-list, terutama untuk orang-orang ini selama aku coass.
I know this will sound super ga penting buat banyak orang, tapi buat aku ini penting banget, karna kalau Tuhan didn't place these people around me for that exact time, I wouldn't be able to finish my rotation.

Not because I couldn't finish the tasks clinical term has, but because I wouldn't be able to bear the social situation I was facing at hospital at that time.
Tapi karna itu juga mereka terasa begitu spesial, karna mereka jadi kayak the the stars in my darkest nights

Jadi kita mulai dari yang paling awal banget :

1. Afi (NEURO)

Having Afi around was like having a bottle of water in a journey in the desert.
Kemana-mana pas di Bukit pasti sama Afi, belajar sama Afi, makan pisang panggang ama Ami, beli Roti John, semuanya dilakukan sama Afi dengan jalan kaki..ahahahahha... 
I really do enjoy walking, and thank God, Afi juga suka jalan.

Aku bukan jenis orang yang gampang deket sama orang baru kenal, atau gampang cerita 'private matters' ke orang lain, but Afi feels like a friend I've known for life.
Can't really explain the feeling, it's just one of those times when you just know that someone is for you.




Satu-satunya foto berdua sama Afi yang aku punya, foto pas aku ultah.
Padahal kami selalu kemana-mana sama.
Tapi emang bukan tipe orang suka foto kalau jalan.


2. Kak Mame  (OBS-GYN)

Kak Mame, sobat keliling Payakumbuh pake kaki, kulineran di Payakumbuh, minjem motor temen Akbid buat beli si pensi pedes..ahahahah...those memories.

Thank u Kak, untuk smuanya.
Maafin otak aku waktu itu ya....emang lagi ga berfungsi dengan baik kemarin.




3. Nadrah dan Bapak Kami 'Doni' (BEDAH)

Ini fix ga ada tanding.
Makasihh sekasih-kasihnya.
Buat memahami kepatoan kelompok kita (ahahhhaah..ampek mau dilempar gelas ama konsulen #KelakuanKamiTidakUntukDitiru), buat standing up for me dalam hal yang aku tau ataupun ga tau.

Makasih udah jadi rumah buat aku di tengah segala situasi.

Aku kangen kalian berdua....seriusaaann... πŸ’•πŸ‘ͺ

    





4. NGE-GASS (INTERNA)

Pas IPD, I was blessed with a gang of good people.
Ya, walaupun namanya IPD pasti ada konflik2 ngerjain orderan lah ya.ahahaha..
Bersyukur banget buat NGEGASS. 




5.Mirtha (JIWA)

Hampir 24/7 ama Mirtha.
Dari sarapan-makan malam ama Mirtha.
Smua-muanya ama Mirtha.
Cari pasien, home visit, smua ama Mirtha.
Love Mirthanya Indra. πŸ’•πŸ˜




6. Kelompok Dinas (ANASTESI)

Isinya coass-mates aku (Andy-Noufal), pseudo-coassmate (Tari), Jacq, Agung, adek angkat aku, Cesi.ahahahahaha
Gimana ga sayang kalau sampek ada hari dinas dimana kami bisa nonton film pake proyektor (2 kali), bisa makan amanda sambil pake sheet-mask.
Ahahahahaha....Makasih KBT πŸ‘πŸ’“




Adek angkat, Cesi kami.πŸ’•



















Bersyukur banget dikasih coass-mate orang berdua ini.


























































7. Sepdiana Wahyuni &  KELOMPOK 4 (ANAK)

Ina ama Inka udah jadi temen LDR-an sejak tahun 4 pre-klinik.
Tapi emang beda aja rasanya, walau kami bukan jenis yang selalu  kontak (WA/telfon), waktu kami ketemu tetep terasa kayak "this is safe-place".

Di Anak, aku ama Ina udah kayak kembar siam, kemana-mana sama....kecuali pas daerah dan jadwal dinas..ahahahah...

Ina, one of the my best eat-out buddies.  πŸ’•


KELOMPOK 4 (iya emang ga kreatip anggotanya ngasih nama).
Tapi memorinya banyak....apalagi karna perseptor kami yang mampu membuat suara kami, masing-masing, bergetar saat tampil ilmiah. πŸ‘€✌

Special thanks to Rani, tag-team dinas Anak aku.
Makasih Ran, you know what I feel for you. 😘






8. CACA (KULIT)

Tukang jajan, tukang makan, tukang masak.
Selalu belajar di luar & makan sama Caca. πŸ’•
Kelompok kami  juga ga ngerti lagi sisiak amehnya war biassa..ahahahaha..
Kesayangan juga Kak Fazlin, Nene sayang, Asin sayang. πŸ’Ÿ

Ga pernah ambil foto berdua ama Caca..padahal sering banget keluar bareng.. jadi foto pas acara siklus aja ya πŸ’•



9. Kelompok 1 Mata (MATA)

Isinya koass veteran semua, Bang Afan, Bang Abdul, Kak Osi, Kak Sati, Andy, Noufal, Dina, aku.
Ahahahhaha.
Tapi itu jugak yang bikin seru, ke-PATO-an yang ga ketolongan, cerita-cerita koplak, sampai belajar bareng buat OSCE-MCQ (sekalinya Bang Afan-Bang Abdul mau diajak serius, hahahahha). 
πŸ’πŸ‘…πŸ˜‚



KELUARGA CEMANA CEUNNAH πŸ’–πŸ‘ͺ

10. Aisya-Oli (RADIOLOGI)

Pernah ga ngerasa kalau Tuhan ngasih kamu rezeki nomplok?
Keknya itu deh yang Tuhan kasih buat aku menutup siklus terakhir, dikasih sesiklus sama sahabat sendiri, satu-satunya siklus kami yang sama. πŸ’‹πŸ’–


Ga sengaja samaan pakai batik Papua πŸ’•







































Ditambah dikasih Aisya yang jadi sobat paha-ayamQue, sobat cuanQue, sobat Across-PadangQue, sampek sobat KABINQue.
Hahahhahahahaha..
Mingkin itu pulak cara supaya bisa ngelewatin siklus Radiologi dengan baik, ditengah segala kondisinya.
Tetep makasih ke Igo, Khusnul, dan Popo, sobat veteran di siklus trakhir. πŸ’“

Aisya yang paling mirip sam Bu Efrida. πŸ‘€πŸ˜‚

Now that I can look back from a better position, I see God's protection and sovereign hands in all those times.
Berat iya, tapi Dia juga beri bantuan sesuai yang aku butuhkan untuk bisa menjalani dan menyelesaikannya.


A list of orang-orang yang ga ketemu di siklus tapi selalu ada :

1. dr. Aprilia Adelina Barus

The real 'kasih seorang sahabat'.
Makasih Mai, udah ngasih contoh ke aku, jadi aku bisa beri 'kasih seorang sahabat' juga ke orang lain sekarang. πŸ’–πŸ’•


Ini poni hasil potongan dr. Aprilia, katanya biar jadi kenangan-kenangan perpisahan kami. πŸ˜…

Hari Mamai jadi dr.Aprilia πŸ’•


2. OpungQue, Ulfa

Ulfa  : ''Kak orang-orang nanyain aku.''
Me   : ''Nanti ya Wak. Kalau waktunya udah tepat baru aku cerita.''

Untuk selalu jadi dirinya sendiri, untuk tetap mendukung, untuk jadi Medan-nya aku di Padang. πŸ’•






Aku baru sadar, yang suka ngajak foto pas jalan emang cuman Opung.ahahahhaπŸ’•πŸ’‹








































3. ALAMADEA SELA GRACIA GINTING

Sahabat dari masih ingusan....ahahahah
You know I LOVE YOU.
And I know you love and got my back, as I got yours. 

Time flies...And Thank God, we learn to grow together through it all. πŸ’•


3. Nabila 'si introvert cerewet' Jasmine

Temenan dari akhir tahun 1 pre-klinik (deket pas udah di Project Team), teman diskusi Laws of The Universe, teman yang paling self-improvement oriented, skarang jadi Quarantine-Buddy.






4. LAURA ANCE SINAGA

I ADORE YOU.
I LOVE YOU.
YOU ARE TRULY MY ROLE-MODEL.

5. SOLA GRACIA MARCE SIREGAR


 A sister.
A best friend.
A safe-place.
My favorite fight-buddy.


5. BAPAK

Untuk nunjukin apa makna 'tau tapi menjaga', untuk topangan tangan di atas kepala Kakak, untuk doa yang ga pernah berkesudahan. 


Monday, April 6, 2020

Hard Place 4 2















some of the stuff I just stumbled upon.

How 2Pac described his relationship with Jada..
and Jada always describes it as "once in a life time connection".
It wasn't romantic love, wasn't about physical-satisfaction, it was about connection, 
anchor for each other. 
  

Sunday, April 5, 2020

Hard-Boiled Egg Relationship πŸ₯šπŸ₯šπŸ₯šπŸ₯šπŸ₯š

Hi all.
Happy Sunday. 

Udah lama banget aku pengen nulis tentang topik ini, tapi kemarin-kemarin aku belum benar-benar menjalankannya.
Jadi ga baik rasanya kalau aku ngomongin/nyaranin sesuatu yg aku belum coba atau belum lakukan.

I call it "Hard Boiled Egg Relationship Analogy".

Dulu awal banget masuk FK, aku ga terlalu ngerti how to know if someone's really my friend, and not just an acquaintance.
Berlanjut sampai di tahap I was giving my time, effort, and stuff to someone because I consider her/him my friend.
But she/he didn't actually consider me as one. 

Berkali-kali aku bilang ke diriku untuk ga ngarapin apa-apa dari pertemanan dengan siapa pun.
Sampai akhirnya aku sadar, it wasn't me 'mengharapkan apa-apa', tapi hubungan itu emang bukan pertemanan, ga ada mutual-respect, mutual-need, mutual-bond di situ.

Dari situ aku sadar kalau banyak dari yang aku anggap teman, sebenarnya adalah kolega (mengutip bahasa Bang Pattih), atau kenalan.
Waktu pertama kali aku dengar itu dari Bang Pattih, aku agak gak setuju (dalam hati), karna aku pikir it was a bit rude.
Tapi pas aku udah mau selesai coass (kayak di siklus ke 10/11), aku baru teringat lagi kata itu, dan aku jadi ngerti maksudnya. 

So now that I have better 'relational priority', I can focus my energy, time, money, and effort to the ones who will also undoubtedly put their energy, time, money, and effort on me

This way, the most important people in my life get the best version of me, cuz' I ain't wasting any part of me on those who don't really play significant part in it.

Jadi, kalau dijadiin ke analogi telur rebus ni, kita tu punya :



1. CANGKANG
Yang mungkin kadang masih ada kotorannya nempel atau ditulisin spidol/cat warna-warni kayak telor Paskah.
Ini bagian yang semua orang yang kenal kamu lihat.
Siapa aja yang tau nama kamu, pernah kerja bareng kamu, pernah lihat kamu, pernah dengar berita/ pernah ngomongin kamu, follow IG kamu, atau Twitter, atau Facebook, atau apa pun.
Siapa aja yang tau kamu.

Mereka cuman lihat kamu yang dari luar.
If something 'bad' happens to you (dimana sangat mungkin terjadi, cuz' that's just the way life is) they will 'see' that.

Atau kalau kamu cukup pintar dan lihai mempermak 'cangkang' kamu, mau dicat, dipoles pake manik-manik, atau gincu, atau apa pun, ya itu juga yang orang lihat.

Karna cangkang cuman apa yang orang luar lihat.
Apa yang kolega lihat dan 'tau'.
Atau apa yang kamu dengan 'lihai' banget tampilkan.
 


2. PUTIH TELUR
Ini golongan orang yang (dalam analogi aku) aku izinkan masuk lebih dalam.
Orang-orang yang bukan sekedar berhubungan karna 'punya kerjaan yang sama', atau 
'ditugaskan bersama', atau 'udah kenal lama'.
Karna kadang, lamanya kita kenal seseorang, ga menjamin kita punya 'ikatan-pertemanan' dengan dia.

Ikantan di sini gampangnya dijelasin pakai kata 'saling'.
Pertemanan yang emang ada saling menghargai, saling membutuhkan, saling membantu, saling melindungi. 
I preferably call them temen deket.


3. KUNING TELUR
Menurut aku ini yang paling penting.
(Walaupun biasanya di telur asli, aku ga pernah ngabisin bagian ini, untuk membatasi asupan kolesterol harian) #GaPentingBanget 

Kuning telur di analogi ini adalah sahabat dan keluarga inti. 

Sahabat di sini adalah orang-orang yang emang udah tau kamu setaik-taiknya kamu. 
(Don't you dare bilang "Aku ga punya sifat taikaku selalu baik." 
 Berarti MUNAFIK lah sifat taik kau. #JustSaying) 
Ini pake logat Medan ya...
jadi jangan tersinggung, ga bermaksud kasar...cuman mau bikin sadar. ☺☺☺

Sahabat, orang yang kamu 'secara sadar' mempercayakan cerita yang ga pernah kamu ceritain ke siapa pun, perasaan terdalam (kecewa, amarah, terluka, dll) yang ga pernah sanggup kamu sampaikan ke siapa pun, mimpi-mimpi dan harapan terdalam kamu, you know those wild dreams of yours. πŸ‘€πŸ˜œ

Orang yang kalau Amsal bilangnya 'sahabat karib itu kelurga tak sedarah'.


Kenapa kamu butuh kuning telur atau sahabat? 
Karna kita,manusia, gampang banget berubahnya.  
Dikasih enak dikit, (lebih) terkenal dikit, kaya dikit, (lebih) pinter, (merasa lebih) ganteng/cantik dikit, kita (manusia) suka lupa asal. 
Atau kalau kita lagi ditimpa masalah,kita merasa ga berharga, ga punya harapan, merasa ga berguna, ga ada tujuan hidup lagi. 

Nah orang-orang yang kamu izinkan jadi kuning telur kamu ini, karna you've let them see who you really are deeeeeeeeep inside, terlepas dari situasi yang lagi kamu alami, mereka bisa tarik kamu lagi, ingetin kamu lagi ke your true self.

Jadi mereka yang bakal bisa bilang "Ga gitu caranya." "Kau salah di situ." atau "Jangan gitu!" "Lu kok berubah sih..." dan lain-lain lah ya.

Atau pas kamu lagi down banget, mereka yang bakal "Ayo...Kamu pasti bisa." "Gue tau lu mampu." dan lain-lain, banyak lagi lah ya modelnya..(Aku tau kau ngerti...ko kan pintar.)
Bahkan mereka ga cuman bakal say it with their words, tapi juga show it with their actions.

Ga masalah mau punya banyak temen baik. 
(Atasannya kolega dikit, ini selaput putih pembungkus sebelum kamu dapat putih telur, kalau kau ga tau berarti kau ga pernah ngupas telor rebus),
Ga masalah punya banyak temen dekat. 
Tapi aku pribadi ga yakin dengan punya banyak sahabat.
Either how you select them is a bit messy, atau emang sama-sama belum menunjukkan yang sebenar-benarnya aslinya aja. 





Udah segitu aja wee...aku mau tidur.


Be kind to everyone.
Share the truth with your close ones.
Show who you really are with 'the ones'.



P.S. Hari Minggu depan Easter, YAY!!
Bakal makan telor rebus πŸ₯šπŸ₯šπŸ₯šπŸ₯šπŸ₯š
(call me traditional, but I like it like that)
And we'll have a feast.
πŸπŸ›πŸ•πŸ”πŸ·πŸŽ‚
I honestly like Easter so much.


Wednesday, April 1, 2020

Set Focus

Hi y'all!!
How's your self-quarantine doing?
Or how's your physical-distancing going?
I do hope you're doing well, both physically and mentally.

Cuz' I know how everyday seems like another day filled with uncertainty and worry and anxiety.
And it's very normal to feel like that in this kind of situation, a pandemic, a social-political-financial disruption.

Not to belittle the situation, but in the midst of all of these, it's best to have set focus.
Set focus on things that we can hold on and things we can control.

So, even though the world is spinning around so many aspects, but setting our focus on one thing will help us to not get overwhelmed by the surroundings.

In my personal preference, I choose to set my focus on The Word, spending more time with Him.

That is why I don't share a lot of COVID-19 news or information.
Because I believe the news and televisions, and Whatsapp chat-groups already cover that.

It's better to set different tone in the midst of the chaos.

It doesn't mean that I don't read any of them, it just means that I choose what I wanna share, and critically appraise what I read.

Second is the things you can control.
For instances, how you spend your time, the activities you're doing in your quarantine, the books you read, the people you choose to contact and catch-up with.
Those are the things within our control.

This lately, I've been cooking regularly, and usually not only for me, but also my quarantine-buddy.
Cuz' I don't live at my own room anymore, I  stay at friend's.

That cooking involve going to the traditional mart and cleaning the groceries and cooking.
I've made tofu-soup, KFC-dipped rice, tempe kecap (ga tau apa bahasa Inggrisnya, hahahha πŸ˜‚), a lot of olahan sayur, nasi goreng, ayam bumbu (which makes me feel like I'm home).

AND A WHOLE LOT OF NOODLES. πŸ’•πŸœπŸπŸœ
I've realised I like eating noodles a lot better than rice.
Karna lebih gampang dikunyah dan ditelan. #SekianDanTerimaKasih ahahhahaha πŸ˜‡πŸ™

And I'm planning on making ayam sambel (I luuvvv), tempe-tahu sambel, ayam bumbu goreng, dan ubi ungu aku, yang belum aku tentuin mau direbus atau dipanggang aja. #MyKindOfConfusionThisLately. 

And my quarantine-buddy and I plan to have a dinner-date one day.
It's when we dress up, put some make-up on to have dinner at home.
It's really just to help both of us freshen up.
Belum tau juga bakal masak/makan apa...
Or should we make that hyper-hyped dalgona coffee?  
ahahahahha...
let's see lah.

Any way, 
Happy April 1st.  
It's not any special date or anything, it's just a reminder that we've gone through three months of 2020. 
And although the condition is uncertain, but always keep hope as a companion.













Cooking this makes me feel like I'm home karna Mamak biasanya buat ini.






The only picture of me taken this lately πŸ‘…



And ughhh...I finally made my own TikTok.
LOL.
It's one of many ways to kill time and get physical. πŸ™πŸ™†πŸ™Œ




 Dari Cewek untuk Cewek πŸ’πŸ˜‚πŸ’•