Sunday, July 3, 2022

A different kind of feeling

Maria : "Aku tadi ngerasa kehangatan di hati aku, Bor?"
Me : "Gimana Bor?"
Maria : "Kak Tina bilang 'Kau udah masuk tahap HEBAT, Mar, tahan di Kodi sejauh ini."


Working in a NGO is clearly not butterflies and rainbows...ahhhahahaha..
It's not for everyone, that's one thing for sure.
Maria and I have always talked about this that if people think any doctor working for Sumba Foundation solely for the money, that couldn't be any further away from the truth.

On one occasion a governmental rep came to visit us and said,
"Yang di swasta aja bisa tinggal di klinik, kenapa yang kerja sama pemerintah ga bisa, ya kan?"

And to that, I'm pretty sure Maria and I have the same thought but we just bit our tongues.
ahahahahhahahah

And I'm more than grateful to have such supportive nuclear family, best friends, and Maria, especially.
Having a friend I've known before working here gives a sense of comfort in the middle of keeping things professional, knowing where to draw the line between being 'friendly' and at the same time a firm supervisor to a team mostly filled with people older than me and have been working here years before I came in the picture.

So yeah, it's my 10th month working here, almost 1 year in Sumba Foundation, and almost 2 years in Sumba.
1 year that can be a time to decide where I would take the next journey.
But just like all the things that I decided in the past, I will always keep things only to myself and my most trustworthy inner circle.

Maria : "Bor, aku mau peluk kau."
Me : "ahahhahaha... sini, Bor."


Me : "Kenapa kamu yakin sama aku? Gimana kalau aku ngecewain kamu?"
Him : "Ga tau. Ya aku yakin aja. Jangan mikir gitu. Gimana kalau aku yang ngecewain kamu malahan di depannya? Kan ga ada yang tahu."










 having an outsider complementing you feels good, but someone you replace for,or somone who knows exactly what you're doing, complementing you is a head in the clouds moment, or in Maria's words "kehangatan di hatiku" :)



honestly, sisa 6 bulan di 2022,
udah banyak banget yang udah terlewati,
both my personal and professional life.

Blajar lepra, blajar ngelakuin Skin Slit Smear, ngelakuin skin biopsy, bikin panduan mini klinik tentang pengobatan lepra, bikin form initial assessment dan follow-up sampai hanya lihat pasien dari wajahnya yang ketutupan masker bisa yakin 80% ini lepra, persiapan dan peresmian klinik baru, kerja sama dengan peneliti internasional tentang social science yang mirip banget sama skripsi aku, bantu banyak anak-anak special case, blajar orthopedi, blajar rehabilitasi medik, dan yang enggak masuk mata kuliah di kampus belajar ilmu komunikasi, belajar ilmu kepemimpinan.

I actually find kepribadian aku yang introverted by only 4% (ahahahahha) and the fact that I spent 6 years in Padang help me a lot on how to draw the line, how to communicate in work situation.

Bener sih, kita ga pernah tahu kenapa satu hal harus terjadi kayak gitu, tapi emang semuanya udah dirancang sedemikian rupa untuk kebaikan kita.


And one of my most FAQ yang aku juga ga sabar ngelihat jawabannya di masa depan :
"Kamu ga mau jadi spesialis?"
"Mau."
"Terus kenapa milih kerja di sana?"
.....

And to that my answer will always be a smile or 'karena itu jalannya".

Kenapa ya aku suka, karena from time and time again tiap ketemu kata-kata yang sifatnya kayak gitu, ke depannya yang terjadi jauh berebeda dari itu, karena 'ga ada yang tahu jalan hidup orang'.
And I love that kind of surprises, divine surprises, ones that no one can say it wasn't God.